Zainol, Arifin Peer Review HKI Analisis Gabungan Dan Seleksi Tak Langsung Beberapa Genotipe Kedelai Pada Entisol Dan Inceptisol. Kemenkumham RI Jakarta, Jember Jawa Timur.
|
Image (ANALISIS GABUNGAN DAN SELEKSI TAK LANGSUNG BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL)
PeerReview_Aji_HKI.jpg Download (1MB) | Preview |
|
|
Image (ANALISIS GABUNGAN DAN SELEKSI TAK LANGSUNG BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL)
PeerReview_Agnes_HKI.jpg Download (1MB) | Preview |
|
|
Image (ANALISIS GABUNGAN DAN SELEKSI TAK LANGSUNG BEBERAPA GENOTIPE KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL)
PeerReview_HKI.jpg Download (677kB) | Preview |
Abstract
Kebutuhan kedelai tiap tahun cenderung meningkat, sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan per kapita, meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi dan berkembangnya berbagai industri pakan ternak, yang tidak diimbangi dengan persediaan produksi, berakibat pada peningkatan import kedelai. Usaha untuk memenuhi kebutuhan kedelai harus dilakukan dengan peningkatan produksi, yaitu melalui ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Usaha intensifikasi diantaranya dilakukan dengan cara penerapan teknologi tepat guna berupa penggunaan varietas unggul, dan perbaikan mutu benih. Salah satu cara untuk mendapatkan varietas unggul adalah dengan program pemuliaan tanaman yang tepat. Hasil merupakan sifat yang ditentukan oleh banyak komponen hasil. Komponen hasil dalam memberikan pangaruhnya terhadap hasil, satu terhadap yang lain saling bekerja sama, berinteraksi, berkompensasi atau bahkan ada yang saling berkompetisi. Produktivitas kedelai di Indonesia masih rendah. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil kedelai di Indonesia. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan ada yang dapat dimanipulasi agar dapat memberikan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan faktor genetik hanya dapat diperbaiki dengan pemuliaan tanaman, yaitu dangan merubah susunan genetik tanaman. Dalam usaha meningkatkan produksi kedelai (Glycine max (l.) Merrill) dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan seleksi terhadap varietas-varieatas dan perbendaharaan galur yang ada. Pada program seleksi diperlukan lebih dari satu sifat seperti perlunya penelaahan secara terpadu mengenai hubungan antara beberapa karakter terhadap hasil baik yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Daya hasil genotipe kedelai sangat dipengaruhi oleh komponen hasil, oleh karena itu untuk memilih genotipe yang berdaya hasil tinggi perlu dilakukan pengujian tentang keterkaitan hubungan antara komponen-komponen hasil dengan hasil. Penelitian ini dilakukan di lahan Percobaan Politeknik Negeri Jember pada bulan Mei sampai Agustus 2006. Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sembilan ginotipe kedelai. Genotipe adaptasi : (1) UNEJ- 1, (2) UNEJ-2, Genotipe tetua donor :(3) Ryokkoh (R-75), (4) Burangrang, (5) Panderman, (6) Lokon, (7)Argopuro (8) Gumitir, (9) Galunggung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pola dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan sebanyak sembilan genotipe kedelai. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga didapatkan 27 petak percobaan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui deskripsi sifat-sifat agronomi sembilan genotipe kedelai. (2) untuk menentukan komponen hasil terpilih yang paling berperan terhadap hasil dan yang dapat memberikan sumbangan terbesar terhadap hasil pada sembilan genotipe kedelai. (3) untuk menentukan komponen yang paling berpengaruh terhadap hasil sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk seleksi tak langsung. Dari hasil penelitan ini telah menunjukkan dari sepuluh sifat agronomi yang diamati pada sembilan genotipe ternyata menunjukkan adanya perbedaan pada sifat-sifat agronomi yang diamati hal ini akan mempermudah pelaksanaan seleksi, komponen hasil terpilih yang paling berperan terhadap hasil (berat biji per petak) adalah jumlah polong isi per tanaman., tinggi tanaman (cm), berat biji per tanaman (g), jumlah cabang primer sedangkan komponen hasil yang memberikan sumbangan terbesar terhadap hasil terdapat pada jumlah polong isi pertanaman yaitu sebesar 26.82%.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Depositing User: | Zainol Arifin |
Date Deposited: | 16 Oct 2019 03:58 |
Last Modified: | 16 Oct 2019 03:58 |
URI: | http://repository.unitri.ac.id/id/eprint/687 |
Actions (login required)
View Item |